Senin, 13 Juni 2016

CERPEN SENDU



RUMINAH
Hembusan angin mengiringi suasana hati yang damai di balut dengan mega merah yang muncul tidak menjadikan sesosok perempuan di ujung gedung hijau melanjutkan pekerjaannya. Perempuan separuh baya itu bernama Ruminah, dia tidak bekerja sendiri , dia di temani oleh suami dan anaknya. Suaminya bernama Sudi dan anaknya bernama Rita, mereka memungut barang-barang bekas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rita adalah anak satu-satunya ibu Ruminah dan pak Sudi , dia berusia 11 tahun, dia tidak bisa melanjutkan sekolanya karena biaya yang sangat mahal, tetapi tidak  menjadikan rita putus asa, dia terus bersemangat agar dapat bersekolah dengan membantu orang tuanya.
 Dan dalam pekerjaan ini mereka memilih tempat di kampus, mereka berpencar untuk mengumpulkan barang-barang bekas. Di pintu gerbang terlihat satpam sedang duduk berjaga untuk keamanan kampus.
 sudah terkumpul banyak, aku melihat kelelahan yang ada di wajah ibu Ruminah, lalu dia beristirahat sejenak untuk melepaskan kepenatan. Beberapa menit kemudian, dia melanjutkan pekerjaannya, dalam cara dia bejalan kini, dia mulai bertatih-tatih dan batuk-batuk. Wajahnya yang pucat seakan-akan tidak mampu lagi untuk melanjutkan pekerjaannya. Satpam yang melihatnya langsung menghampiri “Ibu tidak apa-apa ?”tanya satpam sambil memegangi ibu Ruminah yang hampir pingsan.
“Ibu tidak apa-apa nak, ibu hanya kelelahan” ujarnya.                                    
Ibu Ruminah pun melanjutkan langkah kaki untuk memungut barang-barang bekas , dia berjalan ke arah jalan raya. Pandanganku buyar ketika aku melihat truk dari arah yang berlawanan melaju kencang, yang pada saat itu ibu Ruminah berjalan di tengah jalan, keadaan supir truk  pada sat itu mengantuk dan truk tak bisa di kendalikan. Semua orang yang melihatnya memanggil ibu Ruminah agar menghindar, namun naas ibu Ruminah tidak mendengar , kecelakaan pun terjadi.
Ibu Ruminah di tabrak truk, aku dan semua orang menjerit histeris. Satpam yang berjaga di kampus langsung menolong ibu Ruminah, mendengar teriakan tersebut suami dan anak ibu Ruminah langsung berlari ke arah gerbang, dan mencoba mendekati kerumunan orang-orang banyak, dan setelah pak Sudi melihat, dia terkejut dan menangis tak percaya istrinya terkapar di jalan raya, beberapa saat kemudian ambulance datang dan ibu Ruminah langsung di bawa ke rumah sakit terdekat, pak Sudi dan Rita pun ikut di dalam mobil ambulance.
Dan supir truk tersebut langsung di amankan polisi agar tidak di keroyok oleh warga setempat dan di serahkan kepada yang berwajib untuk di kenakan sanksi atas perbuatannya. Sesampai di rumah sakit ibu Ruminah langsung di beri perawatan yang baik. Salah satu dosen kampus tersebut ikut melihat kondisi ibu Ruminah yang masih kritis, dosen itu bernama pak Deni. Pak Deni sering melihat ibu Ruminah mencari barang-barang bekas di kampus lalu Pak Deni mendekati Pak Sudi dan Rita “Pak, saya ikut sedih melihat musibah yang menimpa Ibu Ruminah, semoga ibu Ruminah cepat melewati masa kritisnya “kata pak Deni.
“iya pak , terima kasih doanya , “jawab pak Sudi.
Mereka berdoa bersama agar ibu Ruminah cepat sadar.
           Pak Ijun meminta kepada  polisi sebelum dia di masukan ke dalam penjara, ia ingin bertemu keluarga ibu Ruminah dan melihat kondisi ibu Ruminah ,ia merasa sangat bersalah kepada ibu Ruminah atas kecerobohannya sehingga ia ingin meminta maaf, dan polisi pun mengantarkan pak Ijun ke rumah sakit dan bertemu keluarga ibu Ruminah. Pak Ijun langsung meminta maaf dan ia berjanji akan membiayai biaya rumah sakit, pada saat mereka sedang mengobrol, dokter yang menangani ibu Ruminah datang .
“Apa benar anda keluarga dari ibu Ruminah?”tanya pak Fendi.
“Iya ok, saya suami ibu Ruminah, bagaimana dokter keadaan istri saya?”ujar pak Sudi.
“kedaan istri bapak masih kritis, terjadi pendarahan di bagian kepala ibu Ruminah ,bisa terjadi ibu Ruminah mengalami gagar otak dan ibu Ruminah harus segera di operasi kalau tidak segera di operasi akan mengakibatkan fatal.”kata pak Fendi.
           Mendengar kondisi ibu Ruminah yang masih kritis dan harus segera di operasi, pak Sudi sangat sedih , entah harus bagaimana lagi lalu ia pun terduduk lemas sambil memeluk Rita.
“Baik dokter, lakukan yang terbaik untuk kesembuhan ibu Ruminah, ibu Ruminah harus segera di operasi, saya akan menanggung biaya operasi tersebut.”tegas pak Ijun.
Pak Sudi sangat terkejut mendengar perkataan pak Ijun, dan pak Sudi sangat berterima kasih kepada pak Ijun ,pak Sudi tidak menyangka pak Ijun adalah seorang yang sangat bertanggung jawab atas kesalahannya.
           Dan setelah ada persetujuan kemudian ibu Ruminah di bawa di ruang operasi , operasi pun di lakukan. Dan waktu pak Ijun pun telah habis , pak Ijun harus mempertanggung  jawabkan kesalahannya di meja hijau setelah menyelesaikan dan meminta maaf  kepada keluarga ibu Ruminah.
           Operasi berlangsung cukup lama dan itu membuat pak Sudi dan anaknya semakin cemas, mereka selalu berdoa untuk kelencaran operasi tersebut.
Operasi pun selesai , dokter keluar dari ruang operasi tetapi dengan raut wajah sedih.
Melihat itu pak Sudi langsung menghampiri dokter . “Bagaimana dok dengan keadaan istri saya ?”kata pak Sudi.
Pak Fendi belum menjawab pertanyaan pak Sudi , pak Sudi pun semakin khawatir dengan ibu Ruminah.
“Dok, jawab dok , bagaimana keadaan istri saya ?”desak pak Sudi.
Dan akhirnya pak Fendi angkat bicara tentang kondisi ibu Ruminah.
“Pak Sudi harus kuat dan sabar dengan kabar ini ya “kata dokter.
“kenapa dokter berbicara seperti itu , ada apa dengan istri saya ? istri saya baik-baik saja kan dok ?”tanya pak Sudi.
“Maaf  pak, ibu Ruminah tidak bisa di selamatkan lagi , ibu Ruminah meninggal dunia, bapak harus sabar”kata pak Fendi. Lalu pak Fendi meninggalkan pak Surdi dan Rita yang sedang di rundung kesedihan . Pak Sudi berlari menghampiri ibu Ruminah yang tak bernyawa lagi ,dan Rita masih terduduk dengan derai air mata.
           Sementara pak Deni mencoba memberi ketenangan pada pak Sudi dan mengingatkan bahwa masih ada Rita yang juga merasakan sakit di tinggal oleh ibunya. Pak Deni pun mengajak Pak Sudi untuk keluar dari ruangan itu , agar jenazah ibu Ruminah di urus. Jenazah ibu Ruminah pun di semayam kan di Dusun Gawung dimana ibu ruminah ,pak Sudi dan Rita tinggal di sebuah rumah yang kecil jauh dari kemewahan.
           Masih dengan keadaan duka , Pak Sudi masih berada di rumah , tidak bekerja mencari barang-barang bekas . Hatinya masih terselimuti kesedihan , namun ia teringat bahwa dia masih mempunyai anak , dia mempunyai dua peran untuk menjaga buah hatinya, karena ibunya sudah tidak ada , pak sudi harus mnghidupi Rita anaknya. Dan akhirnya dia tergugah hatinya untuk melanjutkan kehidupannya , dia harus tegar dan semangat di depan anaknya. Dia pun mulai bekerja , ia mnyuruh anaknya untuk tetap tinggal di rumah. Namun saat pak Sudi hendak pergi untuk bekerja , terdengar ada yang mengetuk pintu.
Rita pun membuka pintu ,
“bapak  siapa ya, “tanya Rita dengan muka polosnya.
“ini pak Deni yang kemaren di rumah sakit, masa Rita lupa sama bapak?”jawab pak Deni dengan senyuman.
“O iya , Rita ingat , maaf  ya pak ,Rita lupa”kata Rita dengan tertawa kecil.
“Bapak ada de ? om ingin bertemu dengan bapak.
“ada pak , silahkan masuk” kata Rita.
           Dan Rita memanggil bapaknya , beberapa saat kemudian pak Sudi menghampiri pak Deni yang sedang menunggu di ruang tamu.
Dan obrolan pun di mulai, maksud kedatangan pak Deni tersebut untuk membantu keluarga pak Sudi , dengan memberi kesempatan Rita untuk melanjutkan sekolahnya lagi.
“Rita bisa sekolah lagi ?”kata Rita.
“nak , kamu mendengar perbincangan bapak ?”tanya pak Sudi.
“iya pak Rita mendengar semua perbincangan bapak dengan pak Deni”tegas Rita.
“Rita dapat melanjutkan sekolah lagi , om ingin Rita menjadi anak yang pintar”ujar pak Deni dengan senyuman.
Mendengar perkataan pak Deni , pak Sudi sangat bersyukur sekali masih ada orang yang peduli dengan dirinya dan pendidikan anaknya.
Tapi di dalam hati pak Sudi masih bingung dengan sikap pak Deni , mengapa pak Deni sangat bersemangat untuk membantu keluarga saya. Tanpa pikir panjang , pak Sudi langsung menanyakan hal tersebut kepada pak Deni.
“maaf sebelumnya pak, mengapa tiba-tiba bapak ingin membantu keluarga saya , padahal kita baru kenal pada saat musibah menimpa istri saya?”kata pak Sudi.
Pak Deni terdiam sejenak mendengar pertanyaan pak Sudi, lalu ia menghelai napas dan mulai menjawab pertanyaan pak Sudi.
“kejadian yang menimpa ibu Ruminah mengingatkan saya pada tragedi 3 tahun yang lalu , yang pada saat itu saya bersama istri dan anak saya sedang pergi berlibur , namun naas musibah menimpa keluarga saya , mobil yang saya tumpangi bersama anak dan istri saya mengalami kecelakaan. Istri dan anak saya meninggal dunia di tempat.”kata pak Deni yang hampir menangis.
“maaf pak , saya sudah membuat bapak sedih”ujar pak Sudi.
“tidak apa-apa pak , maka ijin kan saya untuk membantu bapak dan Rita , Rita sudah saya anggap sebagai anak saya”kata pak Deni.
“baik pak ,saya sangat bersyukur kepada allah karena masih ada orang yang baik sekali seperti bapak”kata pak Sudi.
“terima kasih pak,kalau begitu saya pamit dulu,assalamualaikum”kata pak Deni.
“waalaikumsalam warahmatullahhiwabarakatuh”jawab pak Sudi.
           Keesokan harinya pak Sudi bekerja kembali memungut barang bekas di temani oleh Rita , mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ibu Ruminah. Mereka mencari barang bekas dari tempat satu ke tempat lain, dan pada saat mereka mencari barang bekas di wilayah pasar, Rita melihat ada seseorang yang mengambil dompet ibu-ibu yang sedang berbelanja. Melihat kejadian itu tanpa pak Sudi mengetahui, Rita langsung mengejar pencuri itu sambil meneriakan maling. Dan ibu yang di curi dompetnya baru menyadari lalu ia juga mengejar pencuri itu, orang-orang yang mendengarnya membantu Rita mengejar pencuri itu dan akhirnya pencuri itu terkepung lalu di hajar masa , Rita dengan cepat mengambil dompet dan memberikan kepada ibu itu. Pak Sudi yang baru menyadari bahwa anaknya tidak lagi bersama dia kaget , dia mencari kesana kemari dan sangat mengkhawatirkan Rita yang masih kecil. Pada saat pak Sudi sedang mencari Rita tiba-tiba ada suara yang memanggil nama dia , langsung dia menoleh ke belakang, tertlihat ada anak kecil di dampingi oleh ibu-ibu, dan ternyata anak kecil itu Rita, lalu pak Sudi menghampiri.
“dari mana saja kamu nak , bapak mencari kamu dari tadi, bapak sangat khawatir”kata pak Sudi.
“Rita tidak apa-apa ko pak , tadi Rita mengejar pencuri dompet ibu ini”jawab Rita sambil menunjuk ibu yang di sampingnya.
Ibu itu tersenyum , dan memperkenalkan diri.
“perkenalkan pak , saya ibu Teti, anak bapak telah menolong saya mengejar pencuri,kalau tidak ada bapak , mungkin dompet saya tidak akan kembali,saya  sangat berterima kasih”kata ibu Teti.
“iya bu ,saya pak Sudi. sama-sama, lain kali ibu harus berhati-hati, karena di sini rawan pencurian “jawb pak Sudi.
“bapak sangat beruntung sekali mempunyai anak seperti Rita yang sangat baik dan suka menolong”ujar ibu Teti sambil terseyum.
           Setelah lama mengobrol , lalu bu Teti menawarkan agar bisa menagantarkan Rita dan pak Sudi untuk pulang kerumah , dengan maksud lain membalas budi, lalu mereka pulang bersama-sama. Bu Teti memang orang kaya, baik hati dan sangat sayang kepada anak-anak. Sebelum smapai kerumah ibu Teti menyempatkan untuk membelikan baju dan mainan untuk Rita. Dan ibu Teti juga membelikan sembako dan baju-baju untuk keperluan keluarag pak Sudi untuk sehari-hari. Pak Sudi bersyukur dan berterima kasih atas rizki yang di berikan oleh llah , bagai kejatuhan duren, mendapatkan rizki yang berlimpah.
“terima kasih bu , atas semua yang di berikan oleh ibu , semoga ibu mendapatkan balasannya.”kata Pak Sudi.
“amin , ini tidak seberapa dengan yang di lakukan oleh Rita yang telah menolong saya , saya sangat berhutang budi dengan kalian.”jawab bu Teti.
Setelah membeli mainan untuk Rita , lalu ibu Teti mengantarkan Rita dan pak Sudi sampai rumahnya di Dusun Gawung. Ternyata rumah bu Teti tidak jauh dari rumah pak Sudi.
           Esoknya pak Deni kembali mendatangi rumah pak Sudi, maksud kedatangan pak Deni kali ini ingin mendaftarkan Rita sekolah. Kedatangan pak Deni di sambut baik oleh pak Sudi dan Rita , dengan suka cita Rita akhirnya bersekolah d SMP 1 Gawung , dia duduk di kelas 1 SMP. Berjalannya waktu , Rita mempunyai teman banyak dan di sukai oleh guru karena Rita anak yang cerdas dan pandai bergaul,nilai pelajarannya sangat memuaskan. Pak Sudi dan  Pak Deni yang mendengar bahwa Rita sangat berprestasi di sekolah sangat bangga.
Keadaan pak Sudi yang sudah lanjut usia , sering di serang penyakit dan karena penyakitnya pak Sudi tidak dapat bekerja lagi , dia sekarang hanya bisa terbaring lemah di kasur karena sakit yang dia derita, dan yang bertanggung jawab atas Rita yaitu pak Deni. Beberapa hari kemudian , Rita melaksanakan Ujian Akhir Semester.
 “pak , hari ini Rita Ujian Akhir Semester , doakan Rita ya pak , semoga Rita bisa mengerjakan dan mendapatkan nilai yang memuaskan .”kata Rita.
“iya nak, bapak selalu mendoakan Rita agar selalu sukses dalam mengerjakan soal Ujian, dan jangan lupa sebelum mengerjakan soal baca basmalah.”jawab pak Sudi.
“amin , pasti pak ,bapak di rumah baik-baik ya ,obatnya jangan lupa di minum ya pak, Rita berangkat sekolah dulu ya pak , assalamualaikum.”kata Rita.
“iya nak, waalaikumsalam”jawab pak Sudi.
           Sudah seminggu lebih pak Sudi sakit , dia telah banyak minum obat , namun tidak ada perubahan , yang ada sakit yang dia derita semakin parah. Rita yang melihat kondisi bapaknya sangat khawatir, lalu dia menghubungi pak Deni , dan pak Sudi segera di bawa ke rumah sakit.
Rita memeluk pak Deni sambil menangis, “apa bapak Rita akan baik-baik saja om?”kata Rita.
“Bapak Rita akan baik-baik saja, kita berdoa saja Rita.”jawab Pak Deni.
Beberapa hari kemudian , keadaan pak Sudi membaik dan sudah boleh pulang.Berita itu membuat Rita sangat senang.
“pak, dua hari lagi akan ada pembagian raport nilai selama Rita belajar di SMP dan akan di umumkan juara kelas, bapak datang ya ,”kata Rita.
“iya sayang, bapak akan datang.”jawab pak Sudi.
           Dan hari yang di tunggu-tunggu Rita tiba, Rita sangat bersemangat berangkat sekolah , karena nanti akan di bagikan hasil belajar Rita selama bersekolah di SMP N 1 SUKARAJA. Dan sebelum Rita berangkat sekolah , dia berpamitan dan mengingatkan kembali kepada bapaknya agar nanti pukul 09.00 WIB sudah datang di sekolah. Pak Sudi membalas dengan senyuman dan mencium kening Rita, Rita pun berangkat ke sekolah. Di jalan Rita bertemu dengan temannya , dan berangkat bersama-sama.
 “Rita, siapa yang akan mengambil raport kamu ?”tanya Reni.
“bapak aku yang akan mengambil raport aku, tadi aku sudah berpesan pada bapak agar datang ke sekolah untuk mengambil raport aku.”jawab Rita.
“Bagaimana dengan kamu ren ?”tanya Rita.
“Ibu aku yang akan mengambil raport aku, siapa ya yang akan mendapat juara 1 di kelas?”tanya Reni sambil melirik genit kepada Rita.
“entah lah”jawab Rita dengan tertawa dan berlari meninggalkan Reni.
Reni pun mengejar Rita , mereka bergurau dengan cerita lucunya sampai di depan gerbang sekolah , satpam yang menjaga gerbang pun menyambut mereka dengan senyuman dan mereka membalas dengan ucapan selamat pagi.
           Jam sudah menunjukan pukul 09.00 WIB , wali murid sudah mulai berdatangan dan mulai memasuki ruang kelas yang telah di tentukan , namun pak Sudi belum jua datang ,Rita mulai sedih kenapa bapaknya tidak datang padahal bapaknya sudah berjanji akan datang di sekolah. Sudah lama Rita menunggu pak Sudi namun tak muncul-muncul, akhirnya ia memutuskan untuk memasuki ruang kelas dengan hati dan wajah sedih.
“dimana bapak kamu ta?”tanya salah satu temannya.
“bapak tidak datang , aku sudah lama menunggu tapi tidak ada,”jawab Rita dengan lesu.
           Hasil nilai raport yang terbaik pun di umumkan , dan ternyata Rita mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Rita sungguh tak menduga dia mendapatkan juara 1 di kelasnya namun kesenangan itu berkurang karena bapaknya tidak dapat datang , dan tidak bisa melihat bahwa dia mendapatkan juara 1.
           Dan Pak Deni berniat mengunjungi pak Sudi, ingin melihat kondisi pak Sudi yang baru saja di rawat di rumah sakit , namun setelah sampai di depan rumah pak Sudi, dia melihat kerumunan orang di rumah pak Sudi. Lalu , ia segera mendekati kerumunan orang itu , ternyata pak Sudi sudah terkapar di atas tikar bambu, sekujur tubuhnya di selimuti oleh balutan putih. Pak Deni tak menduga pak Sudi telah tiada, lalau ia menanyakan kepada salah satu warga , kenapa sampai seperti ini.
“Pak , apa yang sudah terjadi?”tanya pak Deni dengan derai air mata.
“awalnya pak Sudi akan pergi ke sekolah Rita untuk mengambil raport, namun di tengah perjalanan, sakit asma pak Sudi kambuh, obatnya tidak terbawa, dan saya menemukan beliau sudah tidak bernyawa.”ujar salah satu warga.
Mendengar hal itu , pak Deni lemas dan hampir pingsan, namun warga cepat-cepat membawa ke dalam rumah , setelah keadaan mulai membaik , pak Deni melihat jenazah pak Sudi yang terakhir kalinya dan mendoakan agar pak Sudi tenang di alam sana.
           Rita pulang dengan perasaan kecewa, mengapa bapaknya tidak menepati janjinya, hatinya marah, kesal kepada bapaknya.”Harusnya aku senang dengan hari ini, karena mendapatkan juara 1tetapi kenapa aku di buat kesal dengan hari ini”kata Rita dalam hati. Rita melanjutkan perjalanan pulang, namun ia melihat banyak orang yang berjalan menuju rumahnya , dalam hati ia bertanya-tanya ada apa ini ?
“maaf pak, kenapa banyak orang yang berjalan menuju ke rumah Rita?”tanya Rita.
“Rita, sebaiknya kamu cepat-cepat pulang ke rumah.”jawab salah satu warga.
“ada apa pak?”tanya Rita lagi.
Pertanyaan Rita kali ini tidak di jawab oleh salah satu warga, dan itu membuat Rita semakin khawatir ,pikirannya langsung tertuju pada bapaknya. Lalu ia berlari dengan cepat, namun larinya terhenti setelah ia melihat bendera kuning di depan rumahnya, matanya meneteskan air mata.
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar