RUMINAH
Hembusan
angin mengiringi suasana hati yang damai di balut dengan mega merah yang muncul
tidak menjadikan sesosok perempuan di ujung gedung hijau melanjutkan
pekerjaannya. Perempuan separuh baya itu bernama Ruminah, dia tidak bekerja
sendiri , dia di temani oleh suami dan anaknya. Suaminya bernama Sudi dan
anaknya bernama Rita, mereka memungut barang-barang bekas untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, Rita adalah anak satu-satunya ibu Ruminah dan pak Sudi ,
dia berusia 11 tahun, dia tidak bisa melanjutkan sekolanya karena biaya yang
sangat mahal, tetapi tidak menjadikan
rita putus asa, dia terus bersemangat agar dapat bersekolah dengan membantu
orang tuanya.
Dan dalam pekerjaan ini mereka memilih tempat
di kampus, mereka berpencar untuk mengumpulkan barang-barang bekas. Di pintu
gerbang terlihat satpam sedang duduk berjaga untuk keamanan kampus.
sudah terkumpul banyak, aku melihat kelelahan
yang ada di wajah ibu Ruminah, lalu dia beristirahat sejenak untuk melepaskan
kepenatan. Beberapa menit kemudian, dia melanjutkan pekerjaannya, dalam cara
dia bejalan kini, dia mulai bertatih-tatih dan batuk-batuk. Wajahnya yang pucat
seakan-akan tidak mampu lagi untuk melanjutkan pekerjaannya. Satpam yang
melihatnya langsung menghampiri “Ibu tidak apa-apa ?”tanya satpam sambil
memegangi ibu Ruminah yang hampir pingsan.
“Ibu
tidak apa-apa nak, ibu hanya kelelahan” ujarnya.
Ibu Ruminah pun
melanjutkan langkah kaki untuk memungut barang-barang bekas , dia berjalan ke
arah jalan raya. Pandanganku buyar ketika aku melihat truk dari arah yang
berlawanan melaju kencang, yang pada saat itu ibu Ruminah berjalan di tengah
jalan, keadaan supir truk pada sat itu
mengantuk dan truk tak bisa di kendalikan. Semua orang yang melihatnya
memanggil ibu Ruminah agar menghindar, namun naas ibu Ruminah tidak mendengar ,
kecelakaan pun terjadi.
Ibu
Ruminah di tabrak truk, aku dan semua orang menjerit histeris. Satpam yang
berjaga di kampus langsung menolong ibu Ruminah, mendengar teriakan tersebut
suami dan anak ibu Ruminah langsung berlari ke arah gerbang, dan mencoba
mendekati kerumunan orang-orang banyak, dan setelah pak Sudi melihat, dia
terkejut dan menangis tak percaya istrinya terkapar di jalan raya, beberapa
saat kemudian ambulance datang dan ibu Ruminah langsung di bawa ke rumah sakit
terdekat, pak Sudi dan Rita pun ikut di dalam mobil ambulance.
Dan supir truk tersebut
langsung di amankan polisi agar tidak di keroyok oleh warga setempat dan di
serahkan kepada yang berwajib untuk di kenakan sanksi atas perbuatannya.
Sesampai di rumah sakit ibu Ruminah langsung di beri perawatan yang baik. Salah
satu dosen kampus tersebut ikut melihat kondisi ibu Ruminah yang masih kritis,
dosen itu bernama pak Deni. Pak Deni sering melihat ibu Ruminah mencari
barang-barang bekas di kampus lalu Pak Deni mendekati Pak Sudi dan Rita “Pak,
saya ikut sedih melihat musibah yang menimpa Ibu Ruminah, semoga ibu Ruminah
cepat melewati masa kritisnya “kata pak Deni.
“iya pak , terima kasih
doanya , “jawab pak Sudi.
Mereka berdoa bersama
agar ibu Ruminah cepat sadar.
Pak Ijun meminta kepada
polisi sebelum dia di masukan ke dalam penjara, ia ingin bertemu
keluarga ibu Ruminah dan melihat kondisi ibu Ruminah ,ia merasa sangat bersalah
kepada ibu Ruminah atas kecerobohannya sehingga ia ingin meminta maaf, dan
polisi pun mengantarkan pak Ijun ke rumah sakit dan bertemu keluarga ibu
Ruminah. Pak Ijun langsung meminta maaf dan ia berjanji akan membiayai biaya
rumah sakit, pada saat mereka sedang mengobrol, dokter yang menangani ibu
Ruminah datang .
“Apa benar anda
keluarga dari ibu Ruminah?”tanya pak Fendi.
“Iya ok, saya suami ibu
Ruminah, bagaimana dokter keadaan istri saya?”ujar pak Sudi.
“kedaan istri bapak
masih kritis, terjadi pendarahan di bagian kepala ibu Ruminah ,bisa terjadi ibu
Ruminah mengalami gagar otak dan ibu Ruminah harus segera di operasi kalau
tidak segera di operasi akan mengakibatkan fatal.”kata pak Fendi.
Mendengar kondisi ibu Ruminah yang masih kritis dan harus
segera di operasi, pak Sudi sangat sedih , entah harus bagaimana lagi lalu ia
pun terduduk lemas sambil memeluk Rita.
“Baik dokter, lakukan
yang terbaik untuk kesembuhan ibu Ruminah, ibu Ruminah harus segera di operasi,
saya akan menanggung biaya operasi tersebut.”tegas pak Ijun.
Pak Sudi sangat
terkejut mendengar perkataan pak Ijun, dan pak Sudi sangat berterima kasih
kepada pak Ijun ,pak Sudi tidak menyangka pak Ijun adalah seorang yang sangat
bertanggung jawab atas kesalahannya.
Dan setelah ada persetujuan kemudian ibu Ruminah di bawa
di ruang operasi , operasi pun di lakukan. Dan waktu pak Ijun pun telah habis ,
pak Ijun harus mempertanggung jawabkan
kesalahannya di meja hijau setelah menyelesaikan dan meminta maaf kepada keluarga ibu Ruminah.
Operasi berlangsung cukup lama dan itu membuat pak Sudi
dan anaknya semakin cemas, mereka selalu berdoa untuk kelencaran operasi
tersebut.
Operasi pun selesai ,
dokter keluar dari ruang operasi tetapi dengan raut wajah sedih.
Melihat itu pak Sudi
langsung menghampiri dokter . “Bagaimana dok dengan keadaan istri saya ?”kata
pak Sudi.
Pak Fendi belum menjawab
pertanyaan pak Sudi , pak Sudi pun semakin khawatir dengan ibu Ruminah.
“Dok, jawab dok ,
bagaimana keadaan istri saya ?”desak pak Sudi.
Dan akhirnya pak Fendi
angkat bicara tentang kondisi ibu Ruminah.
“Pak Sudi harus kuat
dan sabar dengan kabar ini ya “kata dokter.
“kenapa dokter
berbicara seperti itu , ada apa dengan istri saya ? istri saya baik-baik saja
kan dok ?”tanya pak Sudi.
“Maaf pak, ibu Ruminah tidak bisa di selamatkan lagi
, ibu Ruminah meninggal dunia, bapak harus sabar”kata pak Fendi. Lalu pak Fendi
meninggalkan pak Surdi dan Rita yang sedang di rundung kesedihan . Pak Sudi
berlari menghampiri ibu Ruminah yang tak bernyawa lagi ,dan Rita masih terduduk
dengan derai air mata.
Sementara pak Deni mencoba memberi ketenangan pada pak Sudi
dan mengingatkan bahwa masih ada Rita yang juga merasakan sakit di tinggal oleh
ibunya. Pak Deni pun mengajak Pak Sudi untuk keluar dari ruangan itu , agar
jenazah ibu Ruminah di urus. Jenazah ibu Ruminah pun di semayam kan di Dusun
Gawung dimana ibu ruminah ,pak Sudi dan Rita tinggal di sebuah rumah yang kecil
jauh dari kemewahan.
Masih dengan keadaan duka , Pak Sudi masih berada di rumah
, tidak bekerja mencari barang-barang bekas . Hatinya masih terselimuti
kesedihan , namun ia teringat bahwa dia masih mempunyai anak , dia mempunyai
dua peran untuk menjaga buah hatinya, karena ibunya sudah tidak ada , pak sudi
harus mnghidupi Rita anaknya. Dan akhirnya dia tergugah hatinya untuk
melanjutkan kehidupannya , dia harus tegar dan semangat di depan anaknya. Dia
pun mulai bekerja , ia mnyuruh anaknya untuk tetap tinggal di rumah. Namun saat
pak Sudi hendak pergi untuk bekerja , terdengar ada yang mengetuk pintu.
Rita pun membuka pintu
,
“bapak siapa ya, “tanya Rita dengan muka polosnya.
“ini pak Deni yang kemaren
di rumah sakit, masa Rita lupa sama bapak?”jawab pak Deni dengan senyuman.
“O iya , Rita ingat ,
maaf ya pak ,Rita lupa”kata Rita dengan
tertawa kecil.
“Bapak ada de ? om
ingin bertemu dengan bapak.
“ada pak , silahkan
masuk” kata Rita.
Dan Rita memanggil bapaknya , beberapa saat kemudian pak
Sudi menghampiri pak Deni yang sedang menunggu di ruang tamu.
Dan obrolan pun di
mulai, maksud kedatangan pak Deni tersebut untuk membantu keluarga pak Sudi ,
dengan memberi kesempatan Rita untuk melanjutkan sekolahnya lagi.
“Rita bisa sekolah lagi
?”kata Rita.
“nak , kamu mendengar
perbincangan bapak ?”tanya pak Sudi.
“iya pak Rita mendengar
semua perbincangan bapak dengan pak Deni”tegas Rita.
“Rita dapat melanjutkan
sekolah lagi , om ingin Rita menjadi anak yang pintar”ujar pak Deni dengan
senyuman.
Mendengar perkataan pak
Deni , pak Sudi sangat bersyukur sekali masih ada orang yang peduli dengan
dirinya dan pendidikan anaknya.
Tapi di dalam hati pak
Sudi masih bingung dengan sikap pak Deni , mengapa pak Deni sangat bersemangat
untuk membantu keluarga saya. Tanpa pikir panjang , pak Sudi langsung
menanyakan hal tersebut kepada pak Deni.
“maaf sebelumnya pak,
mengapa tiba-tiba bapak ingin membantu keluarga saya , padahal kita baru kenal
pada saat musibah menimpa istri saya?”kata pak Sudi.
Pak Deni terdiam
sejenak mendengar pertanyaan pak Sudi, lalu ia menghelai napas dan mulai
menjawab pertanyaan pak Sudi.
“kejadian yang menimpa
ibu Ruminah mengingatkan saya pada tragedi 3 tahun yang lalu , yang pada saat
itu saya bersama istri dan anak saya sedang pergi berlibur , namun naas musibah
menimpa keluarga saya , mobil yang saya tumpangi bersama anak dan istri saya
mengalami kecelakaan. Istri dan anak saya meninggal dunia di tempat.”kata pak
Deni yang hampir menangis.
“maaf pak , saya sudah
membuat bapak sedih”ujar pak Sudi.
“tidak apa-apa pak ,
maka ijin kan saya untuk membantu bapak dan Rita , Rita sudah saya anggap
sebagai anak saya”kata pak Deni.
“baik pak ,saya sangat
bersyukur kepada allah karena masih ada orang yang baik sekali seperti
bapak”kata pak Sudi.
“terima kasih pak,kalau
begitu saya pamit dulu,assalamualaikum”kata pak Deni.
“waalaikumsalam
warahmatullahhiwabarakatuh”jawab pak Sudi.
Keesokan harinya pak Sudi bekerja kembali memungut barang
bekas di temani oleh Rita , mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari tanpa ibu Ruminah. Mereka mencari barang bekas dari tempat satu ke
tempat lain, dan pada saat mereka mencari barang bekas di wilayah pasar, Rita
melihat ada seseorang yang mengambil dompet ibu-ibu yang sedang berbelanja.
Melihat kejadian itu tanpa pak Sudi mengetahui, Rita langsung mengejar pencuri
itu sambil meneriakan maling. Dan ibu yang di curi dompetnya baru menyadari
lalu ia juga mengejar pencuri itu, orang-orang yang mendengarnya membantu Rita
mengejar pencuri itu dan akhirnya pencuri itu terkepung lalu di hajar masa ,
Rita dengan cepat mengambil dompet dan memberikan kepada ibu itu. Pak Sudi yang
baru menyadari bahwa anaknya tidak lagi bersama dia kaget , dia mencari kesana
kemari dan sangat mengkhawatirkan Rita yang masih kecil. Pada saat pak Sudi
sedang mencari Rita tiba-tiba ada suara yang memanggil nama dia , langsung dia
menoleh ke belakang, tertlihat ada anak kecil di dampingi oleh ibu-ibu, dan
ternyata anak kecil itu Rita, lalu pak Sudi menghampiri.
“dari mana saja kamu
nak , bapak mencari kamu dari tadi, bapak sangat khawatir”kata pak Sudi.
“Rita tidak apa-apa ko
pak , tadi Rita mengejar pencuri dompet ibu ini”jawab Rita sambil menunjuk ibu
yang di sampingnya.
Ibu itu tersenyum , dan
memperkenalkan diri.
“perkenalkan pak , saya
ibu Teti, anak bapak telah menolong saya mengejar pencuri,kalau tidak ada bapak
, mungkin dompet saya tidak akan kembali,saya
sangat berterima kasih”kata ibu Teti.
“iya bu ,saya pak Sudi.
sama-sama, lain kali ibu harus berhati-hati, karena di sini rawan pencurian
“jawb pak Sudi.
“bapak sangat beruntung
sekali mempunyai anak seperti Rita yang sangat baik dan suka menolong”ujar ibu Teti
sambil terseyum.
Setelah lama mengobrol , lalu bu Teti menawarkan agar bisa
menagantarkan Rita dan pak Sudi untuk pulang kerumah , dengan maksud lain
membalas budi, lalu mereka pulang bersama-sama. Bu Teti memang orang kaya, baik
hati dan sangat sayang kepada anak-anak. Sebelum smapai kerumah ibu Teti
menyempatkan untuk membelikan baju dan mainan untuk Rita. Dan ibu Teti juga
membelikan sembako dan baju-baju untuk keperluan keluarag pak Sudi untuk
sehari-hari. Pak Sudi bersyukur dan berterima kasih atas rizki yang di berikan
oleh llah , bagai kejatuhan duren, mendapatkan rizki yang berlimpah.
“terima kasih bu , atas
semua yang di berikan oleh ibu , semoga ibu mendapatkan balasannya.”kata Pak
Sudi.
“amin , ini tidak
seberapa dengan yang di lakukan oleh Rita yang telah menolong saya , saya
sangat berhutang budi dengan kalian.”jawab bu Teti.
Setelah membeli mainan
untuk Rita , lalu ibu Teti mengantarkan Rita dan pak Sudi sampai rumahnya di
Dusun Gawung. Ternyata rumah bu Teti tidak jauh dari rumah pak Sudi.
Esoknya pak Deni kembali mendatangi rumah pak Sudi, maksud
kedatangan pak Deni kali ini ingin mendaftarkan Rita sekolah. Kedatangan pak
Deni di sambut baik oleh pak Sudi dan Rita , dengan suka cita Rita akhirnya
bersekolah d SMP 1 Gawung , dia duduk di kelas 1 SMP. Berjalannya waktu , Rita
mempunyai teman banyak dan di sukai oleh guru karena Rita anak yang cerdas dan
pandai bergaul,nilai pelajarannya sangat memuaskan. Pak Sudi dan Pak Deni yang mendengar bahwa Rita sangat
berprestasi di sekolah sangat bangga.
Keadaan
pak Sudi yang sudah lanjut usia , sering di serang penyakit dan karena
penyakitnya pak Sudi tidak dapat bekerja lagi , dia sekarang hanya bisa
terbaring lemah di kasur karena sakit yang dia derita, dan yang bertanggung
jawab atas Rita yaitu pak Deni. Beberapa hari kemudian , Rita melaksanakan
Ujian Akhir Semester.
“pak , hari ini Rita Ujian Akhir Semester ,
doakan Rita ya pak , semoga Rita bisa mengerjakan dan mendapatkan nilai yang
memuaskan .”kata Rita.
“iya nak, bapak selalu
mendoakan Rita agar selalu sukses dalam mengerjakan soal Ujian, dan jangan lupa
sebelum mengerjakan soal baca basmalah.”jawab pak Sudi.
“amin , pasti pak
,bapak di rumah baik-baik ya ,obatnya jangan lupa di minum ya pak, Rita
berangkat sekolah dulu ya pak , assalamualaikum.”kata Rita.
“iya nak,
waalaikumsalam”jawab pak Sudi.
Sudah seminggu lebih pak Sudi sakit , dia telah banyak
minum obat , namun tidak ada perubahan , yang ada sakit yang dia derita semakin
parah. Rita yang melihat kondisi bapaknya sangat khawatir, lalu dia menghubungi
pak Deni , dan pak Sudi segera di bawa ke rumah sakit.
Rita memeluk pak Deni
sambil menangis, “apa bapak Rita akan baik-baik saja om?”kata Rita.
“Bapak Rita akan
baik-baik saja, kita berdoa saja Rita.”jawab Pak Deni.
Beberapa hari kemudian
, keadaan pak Sudi membaik dan sudah boleh pulang.Berita itu membuat Rita
sangat senang.
“pak, dua hari lagi
akan ada pembagian raport nilai selama Rita belajar di SMP dan akan di umumkan
juara kelas, bapak datang ya ,”kata Rita.
“iya sayang, bapak akan
datang.”jawab pak Sudi.
Dan hari yang di tunggu-tunggu Rita tiba, Rita sangat
bersemangat berangkat sekolah , karena nanti akan di bagikan hasil belajar Rita
selama bersekolah di SMP N 1 SUKARAJA. Dan sebelum Rita berangkat sekolah , dia
berpamitan dan mengingatkan kembali kepada bapaknya agar nanti pukul 09.00 WIB
sudah datang di sekolah. Pak Sudi membalas dengan senyuman dan mencium kening
Rita, Rita pun berangkat ke sekolah. Di jalan Rita bertemu dengan temannya ,
dan berangkat bersama-sama.
“Rita, siapa yang akan mengambil raport kamu
?”tanya Reni.
“bapak aku yang akan
mengambil raport aku, tadi aku sudah berpesan pada bapak agar datang ke sekolah
untuk mengambil raport aku.”jawab Rita.
“Bagaimana dengan kamu
ren ?”tanya Rita.
“Ibu aku yang akan
mengambil raport aku, siapa ya yang akan mendapat juara 1 di kelas?”tanya Reni
sambil melirik genit kepada Rita.
“entah lah”jawab Rita
dengan tertawa dan berlari meninggalkan Reni.
Reni pun mengejar Rita
, mereka bergurau dengan cerita lucunya sampai di depan gerbang sekolah ,
satpam yang menjaga gerbang pun menyambut mereka dengan senyuman dan mereka
membalas dengan ucapan selamat pagi.
Jam sudah menunjukan pukul 09.00 WIB , wali murid sudah
mulai berdatangan dan mulai memasuki ruang kelas yang telah di tentukan , namun
pak Sudi belum jua datang ,Rita mulai sedih kenapa bapaknya tidak datang
padahal bapaknya sudah berjanji akan datang di sekolah. Sudah lama Rita
menunggu pak Sudi namun tak muncul-muncul, akhirnya ia memutuskan untuk
memasuki ruang kelas dengan hati dan wajah sedih.
“dimana bapak kamu
ta?”tanya salah satu temannya.
“bapak tidak datang ,
aku sudah lama menunggu tapi tidak ada,”jawab Rita dengan lesu.
Hasil nilai raport yang terbaik pun di umumkan , dan
ternyata Rita mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Rita sungguh tak menduga
dia mendapatkan juara 1 di kelasnya namun kesenangan itu berkurang karena
bapaknya tidak dapat datang , dan tidak bisa melihat bahwa dia mendapatkan
juara 1.
Dan Pak Deni berniat mengunjungi pak Sudi, ingin melihat
kondisi pak Sudi yang baru saja di rawat di rumah sakit , namun setelah sampai
di depan rumah pak Sudi, dia melihat kerumunan orang di rumah pak Sudi. Lalu ,
ia segera mendekati kerumunan orang itu , ternyata pak Sudi sudah terkapar di
atas tikar bambu, sekujur tubuhnya di selimuti oleh balutan putih. Pak Deni tak
menduga pak Sudi telah tiada, lalau ia menanyakan kepada salah satu warga ,
kenapa sampai seperti ini.
“Pak , apa yang sudah
terjadi?”tanya pak Deni dengan derai air mata.
“awalnya pak Sudi akan pergi ke sekolah
Rita untuk mengambil raport, namun di tengah perjalanan, sakit asma pak Sudi
kambuh, obatnya tidak terbawa, dan saya menemukan beliau sudah tidak
bernyawa.”ujar salah satu warga.
Mendengar hal itu , pak Deni lemas dan
hampir pingsan, namun warga cepat-cepat membawa ke dalam rumah , setelah
keadaan mulai membaik , pak Deni melihat jenazah pak Sudi yang terakhir kalinya
dan mendoakan agar pak Sudi tenang di alam sana.
Rita
pulang dengan perasaan kecewa, mengapa bapaknya tidak menepati janjinya, hatinya
marah, kesal kepada bapaknya.”Harusnya aku senang dengan hari ini, karena
mendapatkan juara 1tetapi kenapa aku di buat kesal dengan hari ini”kata Rita
dalam hati. Rita melanjutkan perjalanan pulang, namun ia melihat banyak orang yang
berjalan menuju rumahnya , dalam hati ia bertanya-tanya ada apa ini ?
“maaf pak, kenapa banyak orang yang
berjalan menuju ke rumah Rita?”tanya Rita.
“Rita, sebaiknya kamu cepat-cepat pulang
ke rumah.”jawab salah satu warga.
“ada apa pak?”tanya Rita lagi.
Pertanyaan Rita kali ini tidak di jawab
oleh salah satu warga, dan itu membuat Rita semakin khawatir ,pikirannya
langsung tertuju pada bapaknya. Lalu ia berlari dengan cepat, namun larinya
terhenti setelah ia melihat bendera kuning di depan rumahnya, matanya
meneteskan air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar