Penggunaan Makna Ameliorasi pada Artikel surat kabar
Radar Tegal Edisi Selasa 24 Mei 2016
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kapita Selekta
diampu
oleh Khusnul Khotimah,
M.Pd
Disusun
Oleh :
MAULIDIA YONA AGESTA
NPM 1513500028
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERISTAS
PANCASAKTI TEGAL
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pendidikan Bahasa
Indonesia ini dapat diibaratkan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas
di jalan bebas hambatan . Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan Bahasa Indonesia saat ini dirundung masalah yang besar. Dari aspek kualitas, pendidikan Bahasa Indonesia kita memang memprihatinkan dibanding dengan kualitas pendidikan bangsa
lain.
Pada Bahasa
Indonesia terdapat pembelajaran semantik, yang dikhususkan pada tingkat Perguruan Tinggi. Menurut Chaer (2009:2) semantik merupakan salah
satu cabang linguistik yang berada pada tataran makna. Kata semantik disepakati
sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan
antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Semantik
membahas tentang makna, dan didalam makna terdapat perubahan atau pergeseran makna.Macam-macam
perubahan makna ada 6, salah satunya yaitu
makna ameliorasi.
Penggunaan
makna ameliorasi dapat ditemukan di berbagai wacana, salah satunya pada wacana artikel
surat kabar Radar Tegal Edisi Selasa, 24 Mei 20016. Dalam artikelt ersebut terdapat
penggunaan makna ameliorasi yang mempunyai manfaat untuk memperbaiki atau meninggikan
makna yang ada pada artikel Radar Tegal.
Dengan demikian, penulis tertarik untuk menganalisis makna Ameliorasi pada artikel surat kabar Radar Tegal Edisi Selasa,
24 Mei 2016.
B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat penggunaan makna ameliorasi pada artikel surat kabar
Radar Tegal?
2. Bagaimana perkembangan makna Ameliorasi pada artikel surat kabar Radar Tegal?
3. Bagaimana analisis makna ameliorasi pada artikel surat kabar Radar Tegal?
C.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui manfaat penggunaan makna ameliorasi pada artikel surat kabar
Radar Tegal.
2. Mengetahui perkembangan makna ameliorasi pada artikel surat kabar
Radar Tegal.
3. Mengetahui analisis makna ameliorasi pada artikel surat kabar Radar Tegal.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini digunakan untuk memahami bidang kajian semantik, khususnya mengenai makna ameliorasi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan-wawasan pembaca mengenai jenis dan fungsi makna khususnya makna ameliorasi, yang terdapat di perguruan tinggi. Dalam pembelajaran Bahasa, penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai pemahaman sebuah makna ameliorasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian
Semantik
a.
Pengertian Semantik
Sebaga ialat komunikasi verbal Bahasa merupakan suatu sistem lambing bunyi yang bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal
yang menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang
ditandai, yaitu referen dari kata tersebut. Makna sebagai objek studi semantik
sangat tidak jelas strukturnya. Berbeda dengan morfologi dan sintaksis yang
strukturnya jelas dan mudah dianalisis. Sejak enam puluhan, studi makna ini menjadi
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari studi linguistik lainnya, karena kegiatan
berbahasa adalah kegiatan mengekspresikan lambang-lambang Bahasa untuk menyampaikan
makna-makna yang ada pada lambang tersebut kepada lawan bicaranya.
Kata semantik dalam Bahasa Indonesia (Inggris: semantics)
berasal dari Bahasa Yunani sema
(kata bendayang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino
yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda disini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistic (Prancis:
signelinguistique) seperti yang
dikemukakan oleh Saussure dalam Chaer (2009:2), yaitu terdiri dari
(1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen
yang pertama itu.
Abdul Chaer (2009:2) mengemukakan bahwa kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal
yang ditandainya. Oleh karena itu,
kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti,
yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dansemantik.
Selain istilah semantik dalam sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti semiotika,
semiologi, semasiologi, sememik, dan semik untuk merujuk pada bidang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang.
Namun, istilahsemantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik karena istilah-istilah
yang lain yaitu mempunyai cakupan objek yang lebih luas, yakni mencakup makna-makna tanda atau lambang pada umumnya.
Dalam analisis semantik harus juga disadari karena bahasa itu bersifat unik,
dan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya maka analisis semantik suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja,
tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain. Seperti kata ikan dalam bahasa Indonesia
merujuk pada jenis binatang yang
hidupdalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dan dalam bahasa inggris sepadan
dengan fish.Tetapi kata iwak dalam bahasa jawa bukan hanya berarti ikan atau
fish, melainkan juga berarti daging yang digunakan juga sebagai lauk, teman pemakan
nasi. Malah semua lauk seperti tempe dan tahu
sering di sebut iwak.
Kesulitan dalam menganalisis
makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak
selalu “yang menandai” dan “yang ditandai” berhubungan sebagai salah satu.
Artinya, setiap tanda linguistik hanya memiliki satu makna. Adakalanya hubungan
itu berlaku sebagai satu lawan dua atau lebih; bisa juga sebagai dua atau lebih
lawan satu.
b.
Jenis Semantik
Bahasa memiliki tataran-tataran analisis, yaitu fonologi, morfologi, dan sintaksis maka persoalan kita sekarang adalah bagian-bagian mana dari tataran analisis itu yang mengandung masalah semanik,
atau yang memiliki persoalan makna.
Verhaar dalam Chaer (2009:7) mengemukakan bagan cakupan studi semantik,
di dalam bagan tersebut terdapat semantik bahasa yang dibagiatas: tatabahasa (gramatika),
fonologi(fonemik), fonetik, leksikon. Kedudukan serta objek studi semantik, yaitu makna dalam keseluruhan sistematika bahasa. Tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik. Leksikon
dan morfologi memiliki, tetapi fonetik tidak. Pada tataran fonetik yaitu bidang
studi yang mempelajari bunyi tanpa memerhatikan fungsi bunyi itu sebagai pembeda
makna, tidak ada semantik karena fon yang menjadi satuan dari fonetik tidak memiliki
makna. Pada tataran fonologi pun tidakada semantik karena, walaupunfonem yang
menjadi satuan dalam studi fonemik mempunyai fungsi untuk membedakan makna
kata, tetapi fonem itu sendiri tidak bermakna. Selanjutnya, pada tataran bahasa
dibagi menjadi dua subtataran, yaitu morfologi dan sintaksis.Satuan-satuan
morfologi, yaitu moorfemm dan kata, maupun satuan sintaksis yaitu kataa, frase,
klausa, dan kalimat ada maknanya. Oleh karena itu, pada tataran ini ada
masalah-masalah semantik yang disebut semantk gamatikal karena objek studinya
makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.
Ada satu lagi jenis
semantik yang dikemukakan oleh Verhaar dalam Abdul Chaer (2009:10) yakni
semantik maksud, semantik maksud berkenaan dengan pemaak aian bentuk-bnttuk
gaya bahasa seperti metafora, ironi, liots dan sebagainya. Misalnya, kalau
seorang ayah, setelah meihat angka-angka dalam buku rapor anaknya “Rapormu
bagus sekali Nak”. Tentu maksudnya bukan memuji, melainkan sebaliknya, mengejek
dan marah.
c. Semantik
dalam Studi Linguistik
Studi linguistik bidang semanttik agak diterlantarkan
atau kung mendapatkan perhatian. Ini bukan berarti tidak ada kegiatan sama
sekali mengenai semantik itu didalam sejarah studi bahasa. Menurut Ferdinand de
Saussure dalam buku Abdul Chaer (2009:14) studi linguistik harus difokuskan
pada keberadaan bahasa itu pada waktu tertentu. Maka pendekatannya harus
sinkronis dan sudina harus deskriptif.
B. Pengertian
Makna ameliorasi
Menurut saussure
dalam Chaer (2009:29) setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1)
yang diartikan, sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari suatu
tanda bunyi, (2) yang mengartikan, daklain dari bunyi-bunyiitu, yang terbentuk
dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Kedua unsur ini adalah unsur dalam-bahasa
(intralingual) yang bisanya merujuk kepada sesuatu rerferern yang merupakan
unsur luar-bahasa (erkstralingual).
Menurut Tjiptadi
dalam susanto (2013:1) Makna adalah arti dari maksud yang tersimpul dari suatu
kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika
suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan
tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu.
Dalam makna
terdapat perubahan makna, ada beberapa faktor dalam perubahan makna
diantraranya :
1.
Perkembangan
dalam ilmu dan teknologi
2.
Perkembangan
sosial dan budaya
3.
Perbedaan
bidang pemakaian
4.
Adanya
asosiasi
5.
Pertukaran
Tanggapan Indra
6.
Perbedaan
tanggapan
7.
Adanya
penyingkatan
8.
Proses
gramatikal
Menurut Chaer (2009:143) mengungkapkan bahwa, pada
awalnya makna ini (ameliorasi) kurang baik, kurang positif, tidak
menguntungkan, akan tetapi pada akhirnya mengandung pengertian makna yang baik,
positif dan menguntungkan. Dalam pembicaraan mengenai penghalusan ini kita
berhadapan dengan gejala atau bentuk-bentuk yang dianggap makna yang lebih
halus atau lebih sopan dari pada yang digantikan. Kecenderungan unttuk
menghaluskan makna kata tampaknya merupakan gejala umum dalam masyarakat bahasa
Indonesia. Misalnya kata penjara atau bui diganti dengan kata atau ungkapan
yang maknanya dianggap lebih halus yaitu Lembaga pemasyarakatan, kata pemecatan
(dari pekerjaan) diganti dengan PHK, dan lain sebagainya. Gejala penghalusan
makna ini bukan barang baru dalam masyarakat indonesia. Orang-orang dulu yang
karena kepercayaan atau sebab-sebab lainnya akan mengganti kata buaya atau
harimau dengan kata nenek, mengganti kata ular degan kata akar. Lalu, pada
tahun lima puluhan pun banyak usaha dilakukan untk penghusan ini. Misal kata
buta diganti dengan tuna netra, dan lain sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manfaat
Penggunaan Makna Ameliorasi pada Artikel surat kabar Radar Tegal
Pembelajaran semantik membahas tentang makna, didalamnya
terdapat jenis-jenis perubahan makna. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan makna. Faktor-faktor tersebut tentunya mempunyai manfaat atau efek
tersendiri pada makna. Makna Ameliorasi atau peninggian makna, termasuk salah
satu jenis perubahan makna.
Pada artikel surat
kabar Radar Tegal terdapat beberapa makna ameliorasi yang mempunyai manfaat
untuk memperhalus atau meninggikan makna pada artikel tersebut. Seperti pada
salah satu artikel surat kabar Radar Tegal terdapat penggunaan makna ameliorasi
: Kata “gadis” sudah mengalami makna
ameliorasi dari makna sebelumnya, yaitu “perawan”. Kata “gadis” lebih tinggi
nilai maknanya dibanding “perawan”. Dengan demikian, manfaat penggunaan makna
ameliorasi pada artikel surat kabar Radar tegal yaitu untuk memperhalus makna
baru dari makna sebelumnya.
Dan manfaat
penggunaan makna ameliorasi pada artikel surat kabar Radar Tegal lainnya, yaitu
agar pembaca lebih paham tentang artikel surat kabar Radar Tegal yang ditulis
dengan bahasa yang santun, memberikan nilai tinggi untuk penulisan artikel
surat kabar Radar Tegal.
B. Perkembangan
Makna Ameliorasi pada Artikel surat kabar Radar Tegal
Bahasa adalah
bagian dari masyarakat. Masyarakat merupakan manusia yang selalu berubah dan
mengikuti zamannya. Semakin berkembangnya manusia, berkembang pula bahasanya,
karena pertumbuhan dan perkembangan penggunaan bahasa kata-kata tertentu
mengalami perkembangann dn perubahan makna.
Pergeseran atau
perubahan makna terjadi juga karena perkembangan ilmu, teknologi, dan budaya masyarakat
pemakainya. Pada awalnya kata ini memiliki makna kurang baik, kurang sopan,
tetapi pada akhirnya mengandung makna yang baik. Misalnya : wanita, istri,
pria, dan lain sebagainya. Menurut Stephen Ullman (2009:287) perkembangan
ameliorasi kurang memperoleh perhatian dibanding dengan peyoratif, dan Ameliorasi
dapat digolongkan menjadi dua golongan. Golongan pertama mencakup hal-hal
dimana peningkatannya benar-benar negatif.
Hal ini terjadi
dengan suatu proses pelemahan, suatu
kata dengan makna yang tidak mengenakan akan kehilangan atau berkurang cap
jeleknya. Ada pula kasus peningkatan yang positif bagi makna, ini dapat muncul
oleh suatu hubungan gagasan-gagasan yang sederhana saja.Menurut Stephen Ullman
(2009:287) perkembangan ameliorasi lainnya yaitu karena faktor-faktor sosial,
sesuatu yang kasar atau rendah dapat secara perlahan-lahan meningkat menjadi
berprestise dan bahkan bisa sampai puncak.
Hal ini sama halnya
pada perkembangan maka ameliorasi pada artikel surat kabar Radar Tegal yang
perlahan-lahan mengalami perbaikan makna dari makna sebelumnya, walaupun
penggunaan makna ameliorasi hanya beberapa wacana pada artikel surat kabar
Radar Tegal, akan tetapi sudah membuktikan perkembangan makna amliorasi pada
penulisan artikel surat kabar Tegal dari hari ke hari mulai baik dalam
pemilihan maknanya.
C.
Analisis Makna Ameliorasi pada Artikel surat kabar Radar
Tegal
Hasil peneitian makna ameliorasi pada wacana artikelsurat
kabar Radar Tegal Edisi Selasa, 24 Mei 2016.
1.
Pada
artikel surat kabar Radar Tegal, yang berjudul “pemerkosaan” mempunyai makna
ameliorasi, seperti :
a)
Kata
“wanita” sudah mengalami proses ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu
“perempuan”.
Kata
“wanita” lebih tinggi nilai maknanya dibanding “perempuan”
b)
Kata
“gadis” sudah mengalami proses
ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu “perawan”.
Kata
“gadis” lebih tinggi nilai maknanya dibanding “perawan”
c)
Kata
“mutilasi” sudah mengalami proses ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu
“potongan tubuh”
Kata
“mutilasi” lebih tinggi niai maknanya
dibanding “potongan tubuh”
d)
Kata
“hamil” sudah mengalami proses ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu “bunting”
Kata
“hamil” lebih tinggi nilai maknanya dibanding “bunting”
2.
Pada
artikel surat kabar Radar Tegal yang
berjudul “Bangkitlah Indonesiaku” mempunyai makna ameliorasi, seperti :
a)
Kata
“Tewas” sudah mengala proses ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu “mati”
Kata
“Tewas” lebih tinggi nilai maknanya dibanding “mati”
b)
Kata
“Jenazah” sudah mengalami proses ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu “mayat”
Kata
“Jenazah” lebih tinggi nilai maknanya dibanding “mayat”
c) Kata ”Gulung Tikar” sudah mengalami proses ameliorasi
dari makna sebelumnya yaitu “bangkrut”
Kata
“Gulung tikar” lebih tinggi maknanya dibanding “bangkrut”
3.
Pada
artikel surat kabar radar Tegal, yang berjudul “Cagar Budaya Kurang Pagar”
mempnyai makna ameliorasi, seperti :
a)
Kata
“pidana” sudah mengalami proses ameliorasi dari makna sebelumnya yaitu
“kejahatan atau kriminal”
Kata
“pidana” lebih tinggi nilai maknanya dibanding “kejahatan”.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut, artikel pada surat kabar Radar Tegal Edisi
Selasa, 24 Mei 2016, terdapat beberapa penggunaan makna ameliorasi dalam setiap
wacana artikel surat kabar Radar Tegal. Menurut Chaer (2009:143) mengungkapkan
bahwa, pada awalnya makna ini (ameliorasi) kurang baik, kurang positif, tidak
menguntungkan, akan tetapi pada akhirnya mengandung pengertian makna yang baik,
positif dan menguntungkan. Sama halnya pada artikel surat kabar Radar Tegal, yang dalam analisisnya
perlahan-lahan ada perubahan maknanya
dari yang memburuk menjadi membaik. Penghalusan makna ini bertujuan untuk
memperbaiki makna sebelumnya, memberikan
nilai tinggi pada penulisan
artikel wacana.Jadi dalam penelitian inil ebih menekankan pada
penggunaan makna amelorasi dalam artikel surat kabar yang menggunakan Bahasa
Indonesia yang benar dan mudah dimengerti oleh pembaca.
B. Saran
Dari simpulan hasil
penelitian diatas, maka penulis berharap agar hasil penelitian tentang
pergeseran makna khususnya makna ameliorasi (peninggian makna) yang penulis
paparkan diatas dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan juga bisa
menambah wawasan kita tentang makna.
Kemudian penulis
juga menghrapkan motivai dan partisipasi dari semua pihak unuk memberikan
kritik dan saran yang membangun guna sebagai penyempurnaan hasil penelitian
penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, abdul.2009.Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia.Jakarta:Rineka Cipta
Susanto,hadi.2013.Jenis-jenis makna dan perubahannya. https://baganawabiyasa.wordpress.com/2013/05/31/jenis-jenis-makna-dan-perubahannya/ .27 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar